Jumat, 15 Oktober 2010

TNI Bakal Beli Empat Pesawat Intai

JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam waktu dekat akan mendatangkan pesawat intai baru untuk melengkapi pesawat yang ada sehingga menjadi satu skuadron.

Penambahan pesawat ini penting mengingat Indonesia memiliki wilayah perbatasan yang luas. Baik darat, laut, maupun udara dengan negara Malaysia, Papua Nugini, Singapura, Philipina, dan Australia.

Kepala Staf Umum TNI Marsekal Madya Edy Harjoko usai melepas kontingen garuda XX-H di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur mengatakan banyaknya wilayah perbatasan dengan negara lain membuat kebutuhan pesawat intai sangat mendesak.

Kamis, 14 Oktober 2010

Amerika Serikat Merangkul Vietnam

Kini tanpa ragu dan malu Amerika Serikat mulai merangkul Vietnam dalam isu-isu keamanan. Hal ini bisa dilihat dari mulai meningkatnya interaksi militer kedua negara, khususnya antar Angkatan Laut. Kapal perang milik Broer Sam mulai rutin berkunjung kembali ke Vietnam setelah dipaksa angkat kaki pada 1973 atau dua tahun sebelum Perang Vietnam berakhir. Tentu saja menjadi pertanyaan apa alasan Washington dengan bersemangat mau merangkul kembali Hanoi yang notabene bekas musuhnya.

Selangkah Lagi HMS Pahlawan Nasional

JAKARTA, KOMPAS.com- Penetapan nama mantan Presiden RI Soeharto sebagai pahlawan nasional tinggal selangkah lagi. Kini nama pemimpin Orde Baru itu tinggal diajukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pemegang keputusan apakah akan mengabulkan permintaan tersebut atau tidak.

Angkasa Yudha 2010 Digelar di Perbatasan

14 Oktober 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Udara (AU) menggelar latihan operasi udara di Kalimantan Timur, dalam rangka menjaga dan menegakkan integritas kedaulatan NKRI. Latihan operasi lapangan Angkasa Yudha 2010 itu akan berlangsung 26-28 Oktober 2010.

"Apa pun hasil yang dicapai, merupakan gambaran nyata kesiapan operasi TNI AU dalam melaksanakan tugas pokoknya sekaligus menjadi bahan evaluasi di setiap bidang pembinaan yang dilakukan selama ini," ujar Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, usai membuka Gladi Mako Angkasa Yudha 2010, di Mabes TNI AU Cilangkap, Jakarta, kemarin.

Rabu, 13 Oktober 2010

SOEHARTO DAN KISAH PETRUS (PENEMBAK MISTERIUS) DI ERA 1980-an

Tahun 1980-an. Ketika itu, ratusan residivis, khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah, mati ditembak. Pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap, karena itu muncul istilah "petrus", penembak misterius. Tahun 1983 saja tercatat 532 orang tewas, 367 orang di antaranya tewas akibat luka tembakan. Tahun 1984 ada 107 orang tewas, di antaranya 15 orang tewas ditembak. Tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas ditembak. Para korban Petrus sendiri saat ditemukan masyarakat dalam kondisi tangan dan lehernya terikat. Kebanyakan korban juga dimasukkan ke dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke sungai, laut, hutan dan kebun. Pola pengambilan para korban kebanyakan diculik oleh orang tak dikenal dan dijemput aparat keamanan.

TNI AL Rekam 13 Pelanggaran Laut oleh Malaysia

13 Oktober 2010, Jakarta -- Selama September 2010, TNI Angkatan Laut (AL) mencatat 13 pelanggaran yang dilakukan satuan operasi maupun aparat kelautan negara tetangga, Diraja Malaysia di perairan Indonesia. Satuan operasi laut Malaysia masuk teritorial maritim Indonesia, tanpa izin.

"Pelanggaran oleh kapal perang, polisi, helikopter ataupun pesawat udara Malaysia sebanyak 13 kali selama bulan September 2010," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksdya TNI Soeparno dalam sambutannya yang dibacakan Wakil KSAL Laksda TNI Marsetio di Jakarta, Selasa (12/10).

Selasa, 12 Oktober 2010

40 Sniper Amankan Jakarta

JAKARTA, KOMPAS — Sejak Selasa (12/10/2010) Kepolisian Daerah Metro Jaya setiap hari menyiagakan 40 penembak jitu di 12 lokasi yang rawan bentrokan massa brutal. Demikian disampaikan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa malam.

Analis Vietnam: Indonesia Siapkan Dana 16,6 Milyar USD Untuk Beli Pesawat Tempur?

Recent information, "Global Aircraft" news, in the next 5 years, Indonesian Defense Ministry plans to buy fighter jets and helicopters to equip the Army Air Force and 150 trillion rupiah ($16,6 billion).

Analysis of the experts pointed out that, although not all projects are done shopping at this stage, but Indonesia is in the process of implementing at least part of this project.

Malaysia tak Patuhi Batas Topografi di Sambas

Wilayah Perbatasan Indoensia-Malaysia di Selat Malaka.

SAMBAS, TRIBUNNEWS.COM -- Topograf Kodam (Topdam) XII Tanjungpura, Letkol Rustandy Zainal Abidin, menyatakan Malaysia tak mematuhi batas topografi di berbagai titik. Diantaranya batas Tanjung Datu, Paloh, hasil penegasan batas tidak sesuai dengan perjanjian Belanda-Inggris pada 1891.

Pidato Soekarno "Ganyang Malaysia"

                                                
                                                Pidato Ganyang Malaysia

SAUDARA-SAUDARA, kita mengatakan bahwa Malaysia adalah proyek neo-kolonialis. Aku berkata, Malaysia adalah suatu proyek neokolonialis, dan aku berkata, Malaysia adalah juga suatu proyek imperialis.

Bahaya Bahan Pengawet Mi Instan

Konsumsi konsentrat pengawet makanan yang tinggi bisa berpengaruh negatif pada organ tubuh 

VIVAnews - Penarikan salah satu merk mi instan produksi Indonesia di Taiwan membuat khawatir banyak konsumen di Indonesia. Pihak keamanan pangan Taiwan menariknya karena produk tersebut mengandung pengawet berbahaya, yaitu methyl p-hydroxybenzoate (paraben) dan benzoic acid

Menurut Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si, ahli pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) hal itu bisa terjadi karena perbedaan regulasi produk pangan. Tiap negara memang memiliki peraturan yang berbeda soal keamanan pangan.

Nilai Strategis Laut Natuna Bagi Indonesia

Laut Natuna sangat jelas mempunyai nilai strategis bagi Indonesia, sehingga dengan cara apapun negeri ini akan mempertahankan kedaulatannya di perairan itu dari klaim Cina. Nilai strategis Laut Natuna tidak terbatas pada fungsi sebagai jalur penghubung dan bagian dari ALKI I dan sekaligus pintu masuk ke Indonesia dari arah utara, tetapi juga karena kekayaan minyak dan gas bumi yang dikandungnya. Tambang minyak dan gas bumi di Laut Natuna menyumbang devisa yang tidak sedikit bagi Indonesia, yaitu sekitar sepertiga dari pendapatan minyak dan gas bumi setiap tahunnya.

Kondisi Alutsista Sangat Berpengaruh Terhadap Pertahanan Suatu Negara

KEHEBATAN negara adidaya Amerika Serikat, selain didukung kekuatan ekonomi, selama bertahun- tahun pasca-Perang Dunia II, didukung pula kemampuan alutsista militernya.

Karena itu, kondisi alutsista sangat berpengaruh terhadap pertahanan suatu negara. Untuk melindungi wilayah suatu negara, diperlukan sistem persenjataan yang memadai untuk mencakup seluruh wilayah negara tersebut. Alutsista bahkan bisa berpengaruh terhadap kedudukan suatu negara dalam politik internasional. Lalu, jika menelisik proses pengadaan dan pemeliharaan alutsista di Indonesia, terdapat beberapa masalah kompleks dan berlarut– larut, mulai dari masalah dana yang tersedia sampai dengan sistem pengadaan yang bermasalah.

Alutsista Kita Lengkap 4-5 Tahun Lagi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia akan lengkap secara signifikan sekitar 4-5 tahun mendatang. Optimistisme ini muncul setelah SBY menggelar pertemuan informal dengan para pimpinan PT Dirgantara Indonesia, PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia dan PT Pindad, Minggu (10/10/2010).

"Saya melakukan pertemuan untuk menelaah secara lebih dalam kebutuhan riil, terutama alutsista yang saya sampaikan pada sidang kabinet beberapa waktu lalu dan tanggal 5 Oktober lalu saat hari ulang tahun TNI," ungkapnya di Kantor Presiden, Senin (11/10/2010).

Senin, 11 Oktober 2010

Satelit untuk Amankan Laut

PANGKAL PINANG - Badan Koordinasi Keamanan Laut bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dalam pemanfaatan teknologi pengindraan jarak jauh. Teknologi itu diharapkan meningkatkan efektivitas pengawasan, pengamanan, dan penegakan hukum di wilayah perairan Indonesia.

Presiden: Gunakan Alutsista Sendiri

JAKARTA, KOMPAS.com- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan agar bangsa Indonesia memiliki kemandirian mengembangkan alat utama sistem persenjataan agar Indonesia tidak kalah dari negara lainnya.

Hal itu diingatkan Presiden Yudhoyono, sebagaimana disampaikan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono kepada pers, seusai mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana, Jakarta, Senin (11/10/2010) sore tadi.

Siapa Bilang Indonesia Tak Bisa?

TIDAK diragukan, jika industri pertahanan dalam negeri bisa bangkit dan mencapai kemandirian, akan banyak manfaat yang didapat. Indonesia tidak hanya mendapatkan pengakuan atas kekuatan pertahanan dalam konteks hubungan internasional.

Secara ekonomi, Indonesia akan mampu menumbuhkan industri di dalam negeri. Dengan memproduksi sendiri alutsista, biaya yang dikeluarkan jauh lebih efisien ketimbang membeli. Indonesia tidak akan lagi tergantung dengan pasokan suku cadang alutsista dari negara produsen dan tidak perlu menghabiskan banyak devisa untuk mengimpor alutsista dan suku cadangnya. Apalagi pengalaman yang selama ini terjadi, negara produsen alutsista sering memberlakukan sistem yang merepotkan negara-negara pembeli. Terlebih, jika negara pembeli terkena embargo. Karena itu, memiliki industri pertahanan sendiri akan berdampak pada pemenuhan sistem pertahanan yang lebih efisien dan efektif. Dalam hal daya saing di bidang pertahanan, banyak pihak prihatin.

Minggu, 10 Oktober 2010

Tribute to Valentino Rossi


MotoGP  – Tak banyak rider MotoGP yang bisa dianggap legenda. Tak banyak rider MotoGP yang dipuja bukan cuma karena sedang jadi juara. Dan Tak banyak rider MotoGP yang selalu jadi pusat perhatian baik dari sisi positif maupun dari sisi negatifnya. Dari yang tak banyak itu, Valentino Rossi adalah salah satunya.

Duh, Insentif Aparat Patroli Laut Bea Cukai Cuma Rp 500 per Hari!


Karimun - Tugas berat menjaga arus pergerakan barang dilaut, ternyata tak selalu mendapatkan imbalan yang selayaknya. Salah satunya adalah para aparat Bea dan Cukai yang mendapatkan insentif yang sangat kecil, bahkan bisa dibilang tak manusiawi.

Kabid Penindakan dan Sarana Operasi Ditjen Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau, Untung Purwoko mengatakan, insentif yang kecil ini membuat para aparat Bea dan Cukai 'ogah' bertugas ke laut.