Jumat, 07 Januari 2011

Suriname dan Bangsa Kita

Republik Suriname (Surinam), dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda. Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik.

Pada akhir abad ke-19, pemerintah Belanda yang menguasai Suriname di Amerika Selatan memerlukan kuli-kuli untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan. Sebelumnya, pekerjaan ini dilakukan oleh para abdi atau budak Negro dari Afrika. Namun, setelah perbudakan dihapuskan pada pertengahan abad ke-19, orang-orang Negro, yang disebut sebagai orang Kreol Suriname, meninggalkan perkebunan dan berduyun-duyun ke kota-kota di Suriname. Untuk mengganti para kuli perkebunan, orang Belanda meminta pertolongan Inggris. Suriname kemudian menjadi jajahan Britania Raya. Sekali waktu, pernah didatangkan orang Tionghoa. Orang Inggris kemudian mendatangkan sejumlah kuli kontrak dari Raj Britania (kini India). Pada akhirnya, orang Belanda takut akan orang Inggris dan tak mau lagi bergantung kepada mereka.

Minggu, 02 Januari 2011

Presiden Ir. Soekarno Didebat A.Hassan Tentang Negara Indonesia


Sosok ulama seperti Ahmad Hassan atau lebih akrab dengan sebutan A.Hassan mungkin lebih dikenal dalam dunia fiqih. Mungkin juga tidak banyak yang tahu bahwa sosok ulama yang terkenal radikal ini pernah terlibat langsung dalam percaturan pemikiran politik. Metodologi Dakwah yangditempuh A.Hassan selain memunculkan karya tulis, baik melalui majalah yang dipimpinnya atau sejumlah buku yang sengaja disusunnya untuk topic tertentu. Juga tidak jarang ia pun melakukan dialog terbuka dengan melayani perdebatan dari setiap tokoh yang menghujat peikirannya. Misalnya, mengadakan debat terbuka dengan sejumlah tokoh Ahmadiyah, NU, Komunis, Nasionalis yang bahkan tidak tanggung-tanggung lawan debatnya yaitu Mantan Presiden Ir. Soekarno, orang nomor satu di Indonesia kala itu.

Kaum Nasionalis seculer adalah mereka yang sangat mengagungkan demokrasi dan HAM, tapi mengapa mereka menjadi antidemokrasi dan HAM untuk Kaum Muslimin? Dalam sejarah nasional tidak akan ditemukan satu episode tentang perjalanan hidup Soekarno yang pernah dekat dengan A.Hassan. Kalau tidak dengan perlakuannya yang jujur, mungkin kita tidak tahu bahwa Soekarno telah menganggap A.Hassan sebagai gurunya, yang telah memberikan pelajaran berharga pada Soekarno, walaupun pada akhirnya Soekarno tidak dapat membumikan pelajar dari gurunya itu.