Selasa, 21 Desember 2010

Sejarah Indonesia (1950-1959) : ORDE LAMA

Era 1950-1959 adalah era di mana presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959.

Latar Belakang

Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950.

Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yang menganut sistem kabinet parlementer.

Konstituante

Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yang baru sesuai amanat UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat konstitusi baru. Maka Presiden Soekarno menyampaikan konsepsi tentang Demokrasi Terpimpin pada DPR hasil pemilu yang berisi ide untuk kembali pada UUD 1945.

Sejarah Indonesia (1966-1998) : ORDE BARU


Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama.

Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
 
Masa Jabatan Presiden Suharto

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Politik

Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.

Senin, 20 Desember 2010

Kisah G30S, Terungkap! Pertautan Soeharto-Untung

Hari Selasa, pengujung tahun 1966. Penjara Militer Cimahi, Bandung, Jawa Barat. Dua pria berhadapan. Yang satu bertubuh gempal, potongan cepak berusia 39 tahun. Satunya bertubuh kurus, usia 52 tahun. Mereka adalah Letnan Kolonel Untung Samsuri dan Soebandrio, Menteri Luar Negeri kabinet Soekarno. Suara Untung bergetar. “Pak Ban, selamat tinggal. Jangan sedih,” kata Untung kepada Soebandrio.

Itulah perkataan Untung sesaat sebelum dijemput petugas seperti ditulis Soebandrio dalam buku Kesaksianku tentang G30S. Dalam bukunya, Soebandrio menceritakan, selama di penjara, Untung yakin dirinya tidak bakal dieksekusi. Untung mengaku G-30-S atas setahu Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal Soeharto.

Keyakinan Untung bahwa ia bakal diselamatkan Soeharto adalah salah satu “misteri” tragedi September-Oktober. Kisah pembunuhan para jenderal pada 1965 adalah peristiwa yang tak habis-habisnya dikupas. Salah satu yang jarang diulas adalah spekulasi kedekatan Untung dengan Soeharto.

Memperingati tragedi September kali ini, Koran Tempo bermaksud menurunkan edisi khusus yang menguak kehidupan Letkol Untung. Tak banyak informasi tentang tokoh ini, bahkan dari sejarawan “Data tentang Untung sangat minim, bahkan riwayat hidupnya,” kata sejarawan Asvi Warman Adam.

Supersemar : Betulkah Bung Karno Ditodong Jenderal?

Pintu kamar Bung Karno diketuk pengawal. Ada perwira Angkatan Darat yang ingin bertemu presiden. Mereka diutus oleh Suharto. Ada map merah muda di tangan salah seorang jendral. Di dalamnya berisi naskah yang mesti ditandatangani Sukarno.Naskah itu tidak segera ditandatangani Sukarno. Dia sempat bertanya tentang mengapa kop surat itu dari Markas Besar Angkatan Darat. Seharusnya Surat Perintah itu ber-kop surat kepresidenan. Tapi pertanyaan Sukarno hanya dijawab Jendral Basuki Rachmat, “Untuk membahas, waktunya sangat sempit. Paduka tandatangani saja”.

Kesaksian ini dituturkan Sukardjo Wilardjito, mantan pengawal Presiden Sukarno. Sesudah jatuhnya Sukarno, Sukardjo pernah dipenjara oleh rezim Orba selama 14 tahun tanpa proses pengadilan, termasuk menjalani beragam penyiksaan, disetrum puluhan kali dan dipaksa mengaku PKI.

Soekarno : Presiden yang Jenius


Soekarno merupakan sosok yang paling tabu untuk menundukkan muka di hadapan orang lain. Rasa percaya diri yang tinggi menjadi bekal bagi Putera Sang Fajar ini disaat menjadi Presiden RI Pertama, dan harus mengangkat nama Indonesia sebagai Negara yang baru terlahir untuk duduk sejajar dengan Negara lain. Sekali lagi Soekarno pantang menundukkan kepala.

Namun demikian untuk menopang ego yang begitu tinggi maka bangkitlah Soekarno sebagi seorang yang haus akan ilmu. Tak ada batasan disiplin ilmu yang dipelajarinya. Dan hal ini terpupuk sejak masa kanak-kanak.

Kondisi jaman yang serba sulit untuk para pribumi tidak membuat Soekarno kehabisan semangat untuk maju, tapi justru dia semakin liar dalam melahap berbagai ilmu. Soekarno menjadi salah satu siswa minoritas di HBS Surabaya. Dia menjadi 1 diantara 20 siswa pribumi yang ada disana dari total 300 siswa yang ada.

Usia belum genap 16 tahun Soekarno muda telah menempatkan karya orang-orang besar dibalik dinding otaknya yang cerdas. Gairah untuk merdeka telah menjadikan Bung Karno mengagumi tokoh-tokoh besar perintis kemerdekaan. Dalam khayalnya Bung Karno merasa punya ikatan batin yang kuat dengan Thomas Jefferson yang menorehkan Delaration of Independence pada tahun 1776, George Washington, Abraham Lincoln seakan-akan teman diskusi bagi Bung Karno, karena gagasan kedua tokoh ini telah menjadi kajian yang dalam bagi Bung Karno. Dan yang terisimewa adalah ajaran Karl Marx, tokoh ini sempat membayangi pola fikir Bung Karno saat menjabat sebagai Presiden RI dan Pemimpin Besar Revolusi.

Dalam hal banyaknya buku, pemahaman terhadap gagasan orang-orang besar maka Bung Karno laksana perpustakaan yang perjalan. Jangan ajak dia berdiskusi masalah politik, kareana itu sudah menjadi darah dagingnya. Jangan ajak Soekarno berdebat masalah agama, karena dia laksana seorang santri yang telah puluhan tinggal di pesantren, jangan ajak Soekarno berargumentasi masalah bunga, karena hampir semua tanaman yang ada di Istana Negara Soekarno dengan fasih dapat menyebut nama latin tanaman tersebut serta bagaimana cara merawatnya. Menghadapi beberapa Kepala Negara, Bung Karno dapat dengan tangkas melayani obrolan dengan beberapa bahasa yang di gunakan. Menguasai beberapa bahasa merupakan serpihan kecil diantara beberapa kelebihan Soekarno. Maka tak heran bila Presiden Soekarno merupakan satu-satunya Presiden yang 26 gelar Doktor HC.

Berbagai gelar Doktor HC diperoleh Presiden Soekarno dari:

Filipina: Far Eastern University, Manila (Gelar Doktor HC pertama yang dimiliki Bung Karno)

Universitas Gajah Mada Yogyakarta (19 September 1951)

Universitas Berlin ( Bidang Ilmu Tekhnik, 17 April 1960)

Institut Tekhnologi Bandung (13 September 1962)

Universitas Al Azhar, Kairo pada 24 April 1960 dalam ilmu Filsafat

IAIN Jakarta dalam Ushuludin Jurusan Dakwah pada 2 Deember 1963

Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk Falsafah Ilmu Tauhid pada 1 Agustus 1965

Universitas Indonesia (2 Februari 1963) dalam Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan

Universitas Hasanuddin (25 April 1963) dalam Imu Hukum

Universitas Padjadjaran (23 Desember 1964) dalam Ilmu Sejarah

Inilah sosok Presiden yang pernah kita miliki, dan layakkah dia dipuja sebagai dewa, atau kita kutuk laksana iblis. Semua keputusan ada di tangan anda. Dan biarlah sejarah yang menjadi saksinya.

Sumber: http://penakisemar.wordpress.com/2009/10/05/presiden-yang-jenius/ 

Keep Never Say Die Attitude & Down To Earth

Jumat, 17 Desember 2010

Redupnya Cahaya Putera Sang Fajar


Redupnya Cahaya Putera Sang Fajar

Jatuhnya Soekarno dari presiden merupakan peristiwa politik cukup menarik dan sangat bersejarah. Dimulai dengan Supersemar yang memberi “mandat” kepada Jenderal Soeharto untuk memulihkan keamanan dan politik yang saat itu sangat kacau, sampai ditolaknya Pidato Nawaksara yang disampaikan oleh Presiden Soekarno.

Khusus mengenai Surat Perintah Sebelas Maret, menurut sebuah sumber, itu merupakan mandat atau perintah untuk menyelamatkan revolusi. Dan bukan pelimpahan kekuasaan, melainkan pelimpahan tugas. Menurut sumber itu pula, sebagai orang yang diperintahkan pemegang supersemar berkewajiban melaporkan kepada Soekarno apa yang dikerjakannya sesuai perintah itu.

Berikut ini adalah kronologis kejatuhan Soekarno yang dikutip dari berbagai sumber, dan sebagian besar, dikutip dari buku “Proses Pelaksanaan Keputusan MPRS No.5/MPRS/ 1996 Tentang Tanggapan Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara Republik Indonesia Terhadap Pidato Presiden/Mandataris MPRS di Depan Sidang Umum Ke-IV MPRS Pada Tanggal 22 Djuni 1966 Yang Berdjudul Nawaksara,” dimulai dengan dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).

Saat Bersejarah Bagi Bung Karno


TANGGAL 6 JUNI, 100 tahun lalu merupakan kelahiran Presiden RI
pertama Ir Sukarno. Banyak peristiwa yang mengendap di masing-masing
sanubari keluarga dan sahabatnya namun ada 48 hari penting yang memiliki
arti penting bagi putera pasangan Ida Ayu Rai Srimben dan Raden Soekemi
Sosrodihardjo, terutama untuk bangsanya.
Hari-hari tersebut adalah,

6 Juni 1901

Sukarno dilahirkan di Surabaya dari pasangan Singaraja Bali
dan Probolinggo Jawa Timur. Setelah pindah sebentar ke Sidoarjo, keluarga
Soekemi menetap di Mojokerto, Jawa Timur, dan Sukarno mulai bersekolah
di sekolah dasar zaman Belanda hingga kelas lima. Lalu, ia melanjutkan
pendidikan ke Europeesche Lagere School (ELS), sekolah Eropa berbahasa

Tahun 1915
Masuk Hoogere Burger School (HBS), sekolah menengah Belanda, dan ikut
di rumah Tjokroaminoto, Ketua Sarekat Islam. Di situ, dia berkenalan dengan
tokoh-tokoh senior pergerakan dan memulai proses magang politik.

Persetan Dengan PBB


Persetan Dengan PBB
 
Suatu hal yang lumrah apabila kita melihat seseorang berkorban demi apa yang dicintainya, demikian juga Bung Karno. Demi Indonesia Bung Karno mengabaikan penyakit yang menggerogoti dirinya. Bung Karno selalu tampil prima dihadapan publik, walau pada hakekatnya dia dalam keadaan lemah. Hal tersebut dilakukan demi menjaga rasa percaya diri seluruh rakyat Indonesia.

Berulang-kali dokter pribadinya memberi nasihat kepada Bung Karno. Ini terkait dengan sakit ginjalnya, yakin makin para di akhir tahun 60-an. “Kalau Bapak bisa tenang sedikit, dan tidak berteriak-teriak, niscaya Bapak tidak akan mendapat ulcers.” Yang dimaksud dokter adalah peradangan pada lambung akibat sakit ginjalnya itu. Baru saja dokter berhenti memberikan nasihatnya, Bung Karno meradang dan berteriak, “Bagaimana aku bisa tenang kalau setiap lima menit menerima kabar buruk?”

Soekarno : Biarkan Aku Yang Terluka


Biarkan Aku Yang Terluka

Tidak terlalu berlebihan kiranya apabila Bung Karno mendapat julukan Putera Sang Fajar, secara awam dapat saya katakana bahwa Bung Karno merupakan sosok yang membawa bangsa ini menuju fajar kemerdekaan.

Seluruh kekuaatan bangsa ini ada dalam genggaman Bung Karno, merah kata Bung Karno maka merelah seluruh Indonesia, hitam kata Bung Karno maka hitamlah Indonesia. Perkataan Bung Karno serta ajaran yang disampaikan akan menjadi isi kepala seluruh bangsa Indonesia.

Melihat dari latar belakang diatas maka yang ada dalam fikiran kita adalah: Bung Karno akan menggenggam Indonesia samapai saatnya dia menghadap Sang Pencipta. Pengangkatan Bung Karno sebagai Presiden seumur hidup tentunya melanggar Undang-Undang, tetapi dianggap sebuah kebenaran terutama oleh masyarakat kalangan bawah. Namun demikian sejarah telah menentukan sesuatu yang berbeda, dimana akal dan perkiraan manusia tidak lagi mampu memegang serta menjadi sutradara jalannya sebuah sejarah.

Soekarno, CIA dan Jatuhnya Freeport Ke Tangan Amerika


Bermula dari memburuknya hubungan Soekarno dengan Belanda, disusul dengan usaha pembunuhan atas Soekarno (Soekarno menuduh Belanda sebagai dalang usaha pembunuhan atas dirinya), Soekarno mengeluarkan kebijakan nasionalisasi aset kemudian menyita semua kepemilikan usaha Belanda. Tentu kebijakan ini merugikan kepentingan bisnis Amerika, apalagi salah satu perusahaan Amerika, Freeport Sulphur Company, sudah teken kontrak untuk mengeksplorasi kekayaan alam Papua (baca: Freeport).


CIA tidak tinggal diam, setelah gagal membentuk pemerintahan Pro-Barat melalui pemilu Tahun 1958, Deputy Direktur Perencanaan CIA, Frank Wisner, menggelar Operasi Hike. Operasi yang bertujuan membentuk tentara bayaran. Terdiri dari puluhan ribu warga Indonesia yang dipersenjatai dengan harapan dapat menggulingkan pemerintahan Soekarno.

Kamis, 16 Desember 2010

Surat (Cinta Bernuansa Politik) Soekarno kepada Ratna Sari Dewi

Terlepas dari beberapa perdebatan tentang otentisitas Surat Soekarno kepada "istri mudanya" pada masa-masa "galau politik", yang pasti Surat ini bisa menjadi bahan komparasi untuk memahami "galau-psikologinya" Soekarno pada masa-masa Pasca G 30 S. Soekarno prihatin sekali dengan situasi pasca G 30 S, ketika terjadi saling bunuh diantara sesama bangsa Indonesia. Soekarno memandang, pembantaian terhadap orang-orang komunis yang dilakukan di seluruh negeri, merupakan sesuatu yang "merusak hasil kerjanya selama duapuluh tahun". Kita memang harus melihat sikap Soekarno sebagai sikap seorang negarawan, founding father, yang berobsesi membangun Indonesia yang plural -- bahkan pluralitas ideologi yang digambarkannya dalam konsep (yang kini jadi utopis), yakni NASAKOM. Keprihatinan Soekarno terhadap aksi pembantaian orang-orang komunis, tampaknya dilandaskan pada aspek persatuan bangsa. Bulan November 1965, Presiden Soekarno membentuk Factfinding Comission (Komisi Pencari Fakta) untuk menertibkan, membersihkan dan menyelesaikan oknum-oknum sipil yang tersangkut G 30 S. Panitia Presidium, juga disebut sebagai Panitia III Menteri, ini beranggotakan Oei Tjoe Tat dari Partindo, Brigjen. Pol. Moedjoko (secara politis dekat dengan Waperdam III Chairul Saleh) dan H. Aminnudin Aziz (seorang tokoh Nadhlatul Ulama). Namun akhirnya Panitia itu gagal total. Sementara situasi politik semakin panas.

Selasa, 14 Desember 2010

JENDERAL SOEHARTO: Tokoh Strategi Indonesia


Membahas Jenderal Soeharto sama halnya mengejar bayang bayang kita sendiri di tengah teriknya matahari. Kita takkan pernah menjumpai titik yang pas untuk mendefinisikan Profil Jenderal Soeharto. Apabila dalam kisah Ramayana kita mengenal tokoh DASAMUKA (Sepuluh wajah), maka kita di Bumi Nusantara ini juga memiliki tokoh Dasamuka (sepuluh wajah), bahkan lebih dari sepuluh. Perbedaan yang prinsip di antara keduanya hanya pengaturan waktu dalam pengunaan kesepuluh wajah yang dimilikinya. Dasamuka selalu menggunakan sepuluh wajah yang dimilikinya secara bersama-sama, tetapi tidak demikian halnya dengan Jenderal Soeharto.

Sabtu, 27 November 2010

Politik Soeharto terhadap Militer

Sudah menjadi pengetahuan umum, militer di Indonesia yang menjelma dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)-kini Tentara Nasional Indonesia (TNI) plus Polisi Republik Indonesia (Polri)-adalah satu komponen negara yang memiliki nilai politis dan strategis tersendiri. Meskipun senantiasa menampilkan citra solid dan independen, namun bukan rahasia lagi dalam tubuh lembaga militer tersebut hubungan di antara berbagai kelompok kepentingan di dalamnya tidak selalu berjalan harmonis.

Biografi : Abdul Haris Nasution (1918-2000)


                             Abdul Haris Nasution (1918-2000)
                               Jujur Pada Sejarah dan Nurani



Gaya hidup bersahaja dibawa Jenderal Besar A.H. Nasution sampai akhir hayatnya, 6 September 2000. Ia tak mewariskan kekayaan materi pada keluarganya, kecuali kekayaan pengalaman perjuangan dan idealisme. Rumahnya di Jalan Teuku Umar, Jakarta, tetap tampak kusam, tak pernah direnovasi. Namun Tuhan memberkatinya umur panjang, 82 tahun.

Pria Tapanuli ini lebih menjadi seorang jenderal idealis yang taat beribadat. Ia tak pernah tergiur terjun ke bisnis yang bisa memberinya kekayaan materi. Kalau ada jenderal yang mengalami kesulitan air bersih sehari-hari di rumahnya, Pak Nas orangnya. Tangan-tangan terselubung memutus aliran air PAM ke rumahnya, tak lama setelah Pak Nas pensiun dari militer. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, keluarga Pak Nas terpaksa membuat sumur di belakang rumah. Sumur itu masih ada sampai sekarang.

Biografi : LB Moerdani (1932-2004)


                                               LB Moerdani (1932-2004)
                                 Militer dan Intelijen Sejati



Mantan Panglima ABRI Jenderal (Pur) Leonardus Benyamin Moerdani meninggal dunia sekitar pukul 01.30 WIB Minggu 29 Agustus 2004 di RSPAD Gatot Soebroto. Mantan Menhankam dan intelijen kawakan kelahiran Cepu 2 Oktober 1932 ini sudah dirawat di rumah sakit tersebut sejak 7 Juli 2004 karena stroke dan infeksi paru-paru.

Jenazah disemayamkan rumah duka Jalan Terusan Hang Lekir IV/43, Jakarta Selatan dan kemudian di Markas Besar TNI Angkatan Darat. Upacara penghormatan jenazah di Mabes AD dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu. Dimakamkan hari itu pula pukul 13.45 Wib di Taman Makam Pahlawan Kalibata, dengan inspektur upacara Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto. Sedangkan upacara keagamaan dipimpin Pastur Suito Panito.

Kisah Dua Prajurit


Soeharto membenci sekaligus menyayangi Benny Moerdani. Lama terputus, hubungan keduanya pulih setelah lengsernya sang Presiden.

****

"Biar jenderal atau menteri, yang bertindak inkostitusional akan saya gebug!" Kata-kata itu meluncur dari mulut Soeharto di atas pesawat kepresidenan, pertengahan 1989. Ketika itu dia dalam perjalanan pulang dari kunjungan ke Beograd, Yugoslavia.

Jumat, 26 November 2010

Detik-detik Menjelang Kematian Soekarno


Sedari pagi, suasana mencekam sudah terasa. Kabar yang berhembus mengatakan, mantan Presiden Soekarno akan dibawa ke rumah sakit ini dari rumah tahanannya di Wisma Yaso yang hanya berjarak lima kilometer.

Malam ini desas-desus itu terbukti. Di dalam ruang perawatan yang sangat sederhana untuk ukuran seorang mantan presiden, Soekarno tergolek lemah di pembaringan. Sudah beberapa hari ini kesehatannya sangat mundur. Sepanjang hari, orang yang dulu pernah sangat berkuasa ini terus memejamkan mata. Suhu tubuhnya sangat tinggi. Penyakit ginjal yang tidak dirawat secara semestinya kian menggerogoti kekuatan tubuhnya.

Soekarno Berjuang, Soekarno Terbuang

“Tulislah tentang aku dengan tinta hitam atau tinta putihmu. Biarlah sejarah membaca dan menjawabnya”


Berbanggalah kita sebagai bangsa Indonesia karena pernah memiliki sosok yang banyak sekali menimbulkan controversial dalam kehidupannya. Soekarno, sekali lagi Sokarno. Bagai aliran air di samudera luas cerita tentang Soekarno tak pernah usai.

Berbagai sisi kehidupannya senantiasa menimbulkan tanggapan yang cukup tajam, mulai dari yang berbau mistik sampai seputar hari-hari akhir kekuasaan dan akhir hayatnya, tak bosan ditulis dan dicari orang.

Kisah Cinta Soekarno & Ratna Sari Dewi


Ada beberapa kalimat yang pernah terucap dari bibir Bung Karno sebagai ungkapan cinta yang puitis terhadap Hartini dan Ratna Sari Dewi.

“Tiada pernah aku melihat pengabdian seorang istri yang lebih besar dari apa yang telah Hartini berikan kepadaku. Karenanya bila aku mati, aku ingin di makamkan berdampingan dengan Hartini.”

Bung Karno Mendobrak PBB


Percaya diri, satu kata yang tepat untuk kita letakkan di dada Presiden Soekarno. Terlalu banya catatan kecil dimana Presiden Soekarno mendobrak Protokoler International untuk mengikuti Protokoler ala Soekarno. Jangankan hanya di Negara kelas 3, Amerikapun harus mampu menekan dada atas dobrakan yang dilakukan oleh Presiden Soekarno. Maka tak heran apabila setiap kunjungan kenegaraan keberbagai Negara sosok Presiden Soekarno selalu menjadi Head Line news. Tak terkecuali lembaga besar seperti PBB.

Bercak Darah Di Kaki Soekarno 4


                                          Bercak Darah Di Kaki Soekarno 4

“Dalam kamus militer, terminologi “hidup atau mati”, cenderung berarti izin membunuh, dan umumnya yang terjadi para pelaksana memilih alternatif ‘mati’ itu bagi targetnya. Apalagi bila yang akan ditangkap itu melakukan perlawanan”.

DALAM pertemuan kesembilan, 26 September, ditetapkan Gedung Penas (Pemetaan Nasional) dekat Halim Perdanakusumah sebagai Senko (Sentral Komando). Pada pertemuan ini ada desakan agar D-Day ditetapkan pada 29 September, tetapi Letnan Kolonel Untung memintanya ditunda menjadi 30 September, karena ia masih berharap mendapat dukungan kavaleri dengan tank dan panser dari Divisi Siliwangi. Dan ia telah mengajukan permintaan bantuan untuk itu kepada seseorang yang sepanjang data yang ada belum pernah terungkap namanya. Menurut seorang jenderal purnawirawan yang pernah bertugas di bidang intelijen, orang yang dimaksud tak lain adalah Mayjen Soeharto, yang kemudian memintanya dari Brigjen Rukman dari Siliwangi yang oleh Sjam dikatakan pernah menyanggupi memberi bantuan pasukan. Namun data ini masih harus ditelusuri lebih jauh kebenarannya.

Bercak Darah Di Kaki Soekarno 3

                                          Bercak Darah Di Kaki Soekarno 3


“Ada kesan, perintah menindak yang berulang-ulang disampaikan Soekarno di tahun 1965 itu memang tidak ditindaklanjuti, atau bahkan mungkin memang tidak untuk betul-betul dilaksanakan. Jadinya, perintah untuk bertindak kepada tiga Brigadir Jenderal itu berfungsi seakan-akan sekedar bluffing, yang diharapkan sampai ke telinga para jenderal lain”. “Namun sementara itu, perintah serupa yang disampaikan Soekarno kepada Letnan Kolonel Untung Sjamsuri, 4 Agustus 1965, yang diketahui oleh sedikit orang saja, justru menggelinding”.

Bengawan Solo, Bung Karno dan Ratna Sari Dewi

                     Bengawan Solo, Bung Karno dan Ratna Sari Dewi

Keroncong, Bengawan Solo merupakan rangkaian kata yang sulit bahkan terkesan tidak dapat dipisahkan. Bagaimana kalau kita tambahkan dengan dua nama yakni Bung Karno dan Naoko Nemoto, apakah masih kita dapat tarik ikatan batin diantaranya ? Jawabnya dengan tegas saya katakan YA. Keroncong, Bengawan Solo, Bung Karno dan Naoko Nemoto pernah menjadi sebuah rangkaian kata yang tidak dapat terpisahkan.

Aku Tahu Gerakan Jenderal Soeharto


                          Aku Tahu Gerakan Jenderal Soeharto

Menjadi seorang Presiden mungkin “tidak terlalu sulit,” tetapi menjadi seorang pemimpin negeri sangatlah tidak mudah. Meraih jabatan sebagai Presiden banyak ditopang oleh kematangan strategi politik, tetapi menjadi pemimpin sebuah negeri sangat membutuhkan kekuatan mental serta kesediaan sakit dan berkorban demi negeri serta rakyat yang dipimpinnya.

Konsep sebagai seorang pemimpin besar telah ditunjukkan secara nyata oleh Presiden Soekarno dalam menyikapi langkah-langkah kudeta Jenderal Soeharto dan kroninya.

Sabtu, 06 November 2010

Bercak Darah Di Kaki Soekarno 2


                             Bercak Darah Di Kaki Soekarno 2

“Setelah membentangkan laporan-laporan yang telah diterimanya sejauh itu, tentang adanya kelompok jenderal tidak loyal pada dirinya, yang dikelompokkan sebagai Dewan Jenderal, Soekarno lalu menugaskan kepada Brigjen Sjafiuddin untuk menyelidiki lebih lanjut siapa-siapa saja jenderal tidak loyal itu serta jaringan kerjanya”.

Bercak Darah Di Kaki Soekarno 1


                                          Bercak Darah Di Kaki Soekarno 1


“Yang tidak banyak diketahui orang”, ungkap Soebandrio, “dari sekian perwira senior yang paling ditakuti Presiden Soekarno saat itu adalah Nasution”. “29 September 1965: Aidit yang berbicara kemudian, seakan mengolok-olok Leimena dan sekaligus dianggap ‘menantang’ Soekarno, mengatakan bahwa kalau CGMI tidak bisa melenyapkan HMI, sebaiknya mereka memakai sarung saja”.

Indonesia Bakal Memproduksi 500 Roket R-Han 122

LAMPUNG - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro mengatakan dalam jangka waktu empat tahun ke depan Indonesia akan memiliki 500 roket sebagai pertahanan nasional.

"Insya Allah nanti pada tahun 2014 paling sedikit ada 500 roket R-Han 122 yang akan masuk dalam jajaran pertahanan kita dan ini merupakan hasil karya anak negeri selama enam tahun," kata Menhan di Waytuba, Waykanan, Lampung, Sabtu (6/11). R-Han 122, lanjut Menhan, berfungsi sebagai senjata yang berdaya ledak optimal dengan sasaran permukaan berdaya jangkau 11 hingga 14 km.

"Selama ini roket yang kita kembangkan telah diaplikasikan untuk kepentingan ilmiah atau sipil, diantaranya penginderaan jarak jauh, penelitian atmosfer, pemantauan cuaca atau peluncuran satelit, diharapkan nantinya roket ini akan dapat digunakan semaksimal mungkin untuk perkembangan teknologi rudal di dalam negeri," ungkapnya disela-sela uji coba peluncuran empat roket R-Han 122 dari Lapangan Dodik Latpur Rindam II/Sriwijaya Km 8 Baturaja.

Rabu, 27 Oktober 2010

KSAD Korea Selatan Temui Panglima TNI

JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyambut kerja sama militer dengan Korea Selatan. Selain bidang pendidikan dan latihan, Indonesia dan Korea Selatan juga bekerja sama dalam bidang pembuatan kapal selam dan pesawat terbang. Hal ini disampaikan Agus saat menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Darat Korea Selatan Jenderal Eui Don-hwang di Jakarta, Senin (25/10). Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat Mayor Jenderal Lodewijk F Paulus juga menerima Eui Don-hwang.

Senin, 25 Oktober 2010

PRESIDEN SOEKARNO


Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika..

Minggu, 24 Oktober 2010

Tongkat Komando Bung Karno

Menengok para pemimpin dunia yang memegang kekuasaan bersamaan dengan Presiden Soekarno senantiasa memiliki ciri khas penampilan tersendiri. Yaser Araffat tak pernah lepas dari surban di kepala serta pistol di pinggang. Nehru senantiasa kental dengan busana khas indianya, dan untuk kita bangsa Indonesia senantiasa akan mengenang Presiden Soekarno dengan tongkat komandonya.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Soekarno di Mata Dunia

Gambar Perangko Negara tetangga yang ada gambar Soekarno:

Di Negara Adidaya:

Fakta Terselubung Dibalik Kisah G30S PKI

Hari Selasa, penghujung tahun 1966. Penjara Militer Cimahi, Bandung, Jawa Barat. Dua pria berhadapan. Yang satu bertubuh gempal, potongan cepak berusia 39 tahun. Satunya bertubuh kurus, usia 52 tahun. Mereka adalah Letnan Kolonel Untung Samsuri dan Soebandrio, Menteri Luar Negeri kabinet Soekarno. Suara Untung bergetar. “Pak Ban, selamat tinggal. Jangan sedih,” kata Untung kepada Soebandrio.

Itulah perkataan Untung sesaat sebelum dijemput petugas seperti ditulis Soebandrio dalam buku Kesaksianku tentang G30S. Dalam bukunya, Soebandrio menceritakan, selama di penjara, Untung yakin dirinya tidak bakal dieksekusi. Untung mengaku G-30-S atas setahu Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal Soeharto.

Jumat, 22 Oktober 2010

Pidato Bung Karno : 3 Okt 65 Jam 01.30


AMANAT P.J.M. PRESIDEN/ PANGLIMA TERTINGGI ABRI/ PEMIMPIN BESAR REVOLUSI BUNG KARNO

JANG DIUTJAPKAN MELALUI RRI PADA TGL.3 OKTOBER 1965 DJAM 01.30.


Saudara-Saudara sekalian.

Mengulangi perintah saja sebagai Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Bersendjata/Pemimpin Besar Revolusi jang telah diumumkan pada tanggal 1 Oktober ’65, dan untuk menghilangkan semua keragu-raguan dalam kalangan rakjat, maka dengan ini saja sekali lagi menyatakan bahwa saja berada dalam keadaan sehat wal’afiat dan tetap memegang tampuk pimpinan Negara dan tampuk pimpinan Pemerintahan dan Revolusi Indonesia.

Bung Karno Minta Diadili

Memakai batik warna kuning, Haji Maulwi Saelan, sudah siap di depan meja di ruang kerjanya. Di kepalanya bertengger songkok rotan khas Sulawesi Selatan. Kolonel Purnawirawan Saelan, menerima TEMPO di rumah yang juga sekaligus kantornya. Dari rumahnya yang sederhana di Jalan Bendungan Jatiluhur, pucuk gedung MPR/DPR, Senayan, tampak jelas. Disana pula ketetapan-ketetapan MPRS yang dianggap menistakan Presiden Pertama, Ir.Sukarno, dibahas.
Hasilnya Sidang Tahunan MPR 2003 yang ditutup Kamis pekan lalu, rekomendasi dari Komisi Saran tentang Sukarno adalah menyerahkan kepada Presiden untuk merehabilitasi nama baik para pahlawan yang telah berjasa pada negara dan bangsa, termasuk Bung Karno. “Seharusnya ketetapan MPRS yang menyudutkan itu dicabut juga dengan ketetapan lembaga tertinggi negara itu,”kata bekas ajudan Presiden Sukarno itu.Mantan Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa itu menerima Ahmad Taufik dari TEMPO dan fotografer Budiyanto untuk wawancara. Inilah petikannya :

Soekarno Target CIA


TANGGAL 7 Desember 1957, pukul 19.39, Laksamana Felix Stump, panglima tertinggi Angkatan Laut (AL) AS di Pasifik, menerima perintah melalui radiogram dari Kepala Operasi Angkatan Laut (AL) Laksamana Arleigh Burke. Isinya, dalam empat jam ke depan gugus satuan tugas di Teluk Subic, Filipina, bergerak menuju selatan ke perairan Indonesia. “Keadaan di Indonesia akan menjadi lebih kritis,” demikian salah satu kalimat dalam radiogram tersebut.

Detik-detik Menuju Istana Bogor

Dalam perjalanan hidup Bung Karno, peristiwa penyerahan surat perintah ke Soeharto, yang kemudian menggantikan Bung Karno menjadi presiden, mungkin bisa dikatakan sebagai momen yang menentukan. Sebelum penyarahan surat ini, ternyata suasana Jakarta tegang dan mencekam.

Pada 10 Maret malam, Bung Karno terpaksa diungsikan ke Istana Bogor karena alasan keamanan. Bagaimana Bung Karno melewati hari-hari yang menegangkan itu? Berikut lanjutan kesaksian Mangil seperti yang tertulis dalam bukunya berjudul Kesaksian tentang Bung Karno 1945–1967.

Kamis, 21 Oktober 2010

Bukti Militer Indonesia “Pernah” Ditakuti Dunia

Dulu, ya dulu … Entah Sekarang . . . Indoneseia merupakan Macan Asia. Macan yang ditakuti oleh negara-negara lainnya. Baik dari segi Militer, Pemerintahan dan Olahraga. Di bidang Militer misalnya, Indonesia berhasil mengusir banyak penjajah dari belahan dunia yang berusaha menjatuhkan harkat dan martabat bangsa.

Ini buktinya :
1960-an, Era Presiden Sukarno.
Kekuatan militer Indonesia adalah salahsatu yang terbesar dan terkuat di dunia. Saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru Uni Sovyet.

Dalam Labirin Oktober 1965 (5)

”Dari penekanan kata-kata tertentu dan bahasa tubuh Soeharto, Presiden Soekarno segera memahami adanya nada ancaman dalam pernyataan Soeharto itu. Maka segera Soekarno menukas bahwa soal keamanan dan ketertiban umum tetap diserahkannya kepada Soeharto. Soeharto kemudian berhasil memperoleh suatu rekaman pidato radio dari Soekarno yang menyatakan bahwa Soeharto mendapat tugas pemulihan keamanan dan ketertiban”. ”Petang itu, Soeharto meninggalkan Istana Bogor dengan satu poin keunggulan. Dengan demikian, Soeharto telah berhasil melampaui kerumitan lika-liku labirin peristiwa di awal Oktober 1965 itu. Rekaman pidato Soekarno itu kemudian disiarkan 3 Oktober pukul 01.30 dinihari melalui RRI”.

‘TAWAR menawar’ kekuasaan yang berlangsung antara Soekarno dengan Aidit, melalui Brigjen Soepardjo, adalah mengenai susunan Dewan Revolusi serta kehendak Soekarno untuk tetap mengendalikan kekuasaan negara dengan beberapa konsesi bagi Gerakan 30 September. Soekarno menghendaki dimasukkannya beberapa nama dari kabinetnya serta beberapa jenderal yang dianggapnya setia kepadanya ke dalam Dewan Revolusi yang susunan awalnya disampaikan kepadanya oleh Brigjen Soepardjo. Dan yang terpenting segala sesuatunya kembali ke dalam pengendaliannya, dan Gerakan 30 September menghentikan gerakannya cukup sampai di situ.

Dalam Labirin Oktober 1965 (4)

”Usaha penempatan Kolonel Latief sebagai Komandan Brigade di garnisun ibukota mulanya ditolak Mayjen Umar Wirahadikusumah. Akan tetapi kemudian dari Markas Besar AD ada seorang jenderal yang ‘mendesak’ Panglima Kodam Jaya itu untuk menerimanya. Jenderal itu, tak lain adalah Mayjen Soeprapto, salah satu Deputi Panglima AD. Dalam rangkaian Peristiwa 30 September, semua nama tersebut –Soekarno, Aidit, Soepardjo, Latief, Ahmad Yani, Soeprapto, Soeharto dan Abdul Harris Nasution– bertemu kembali, bersama dalam satu peristiwa, akan tetapi dalam posisi-posisi dan situasi yang berbeda”.

SEWAKTU mengetahui bahwa penggantian Jenderal Ahmad Yani akan dibahas, sebenarnya dr Leimena menyarankan agar Pangkostrad Mayjen Soeharto dipanggil, tetapi Soekarno menolak. Begitu pula, ketika Laksamana Martadinata menyebutkan nama Mayjen Soeharto sebagai calon pengganti Jenderal Yani, Soekarno memilih orang lain. Penolakan Soekarno terhadap Soeharto disertai komentar khusus, “Soeharto itu kepala batu”.

Dalam Labirin Oktober 1965 (3)

“Panglima Kodam Jaya Umar Wirahadikusumah juga disuruh panggil oleh Soekarno, namun tak muncul. Ia terlebih dahulu sudah berada Markas Kostrad dan memutuskan untuk ‘bergabung’ dengan Mayjen Soeharto dan jelas tidak diperkenankan ke Halim bertemu Soekarno. Larangan Soeharto kepada Umar Wirahadikusumah untuk ke Halim, membuat Soekarno marah kepada sikap melawan dan kepala batu Jenderal Soeharto itu. Dan inilah untuk pertama kalinya nama Mayjen Soeharto muncul di ‘hadapan’ Soekarno dalam rangkaian peristiwa ini”.

TERKESAN bahwa sampai dengan tengah hari di tanggal 1 Oktober itu, Soekarno ‘sejalan’ dengan para pimpinan Gerakan 30 September. Namun mundar mandirnya Brigjen Soepardjo antara Senko 2 Gerakan 30 September –di rumah Sersan Anis Sujatno yang masih terletak dalam kompleks perumahan Angkatan Udara Halim Perdanakusumah– dan rumah Komodor Susanto tempat beradanya Presiden Soekarno, menunjukkan pula berlangsungnya suatu proses negosiasi antara kedua pihak itu, dan Soepardjo berperan sebagai perantara. Artinya, ada masalah atau perbedaan terjadi antara Soekarno dengan pelaku gerakan, namun coba diselesaikan melalui semacam perundingan. Ini cara khas politik keseimbangan yang selalu dijalankan Soekarno dalam memelihara kekuasaannya, menengahi para pihak yang terlibat konflik. Hanya saja terhadap Nasution yang dianggapnya pencipta negara dalam negara, Soekarno punya ‘policy’ berbeda, yakni harus disisihkan karena selama ini secara empiris menganggu politik kekuasaan Soekarno.

Dalam Labirin Oktober 1965 (2)

”Keputusan Soekarno untuk tidak meneruskan perjalanannya pagi itu menuju istana, setelah mendengar lolosnya Jenderal Nasution dari penyergapan, adalah indikasi bahwa memang ia menyebutkan nama Nasution dalam perintah penindakan yang diberikannya kepada Letnan Kolonel Untung. Namun pada sisi lain, bahwa Soekarno masih ‘menunggu’ para jenderal itu diperhadapkan kepadanya, berarti pula bahwa Soekarno tidak ‘memikirkan’ para jenderal itu akan dibunuh”. ”Sabur baru tiba pagi-pagi dari Bandung, karena agaknya ia sengaja menghindar dari Jakarta, saat Letnan Kolonel Untung, bawahannya di Resimen Tjakrabirawa, melancarkan gerakan”.

Mayor Jenderal Soeharto, sepanjang yang dituturkannya sendiri dalam otobiografinya, terbangun 04.30 dinihari Jumat 1 Oktober 1965, karena kedatangan juru kamera TVRI, Hamid, yang baru melakukan shooting film. “Ia memberi tahu bahwa ia mendengar tembakan di beberapa tempat. Saya belum berpikir panjang waktu itu. Setengah jam kemudian tetangga kami, Mashuri, datang memberi tahu bahwa tadi ia mendengar banyak tembakan. Mulailah saya berpikir agak panjang”, tutur Soeharto. “Setengah jam kemudian datanglah Broto Kusmardjo, menyampaikan kabar yang mengagetkan, mengenai penculikan atas beberapa Pati Angkatan Darat”.

Dalam Labirin Oktober 1965 (1)

”Tanpa ‘disadari’, upaya pencarian keberadaan para jenderal yang diculik, terabaikan. Upaya ke arah itu, untuk sementara hanya menjadi perhatian Kolonel Sarwo Edhie, setelah mendapat laporan dua perwira ajudan Letnan Jenderal Ahmad Yani 1 Oktober pagi-pagi. Pangkostrad Mayjen Soeharto, baru pada 2 Oktober petang, hampir 40 jam setelah penculikan terjadi, ‘teringat’ dan memerintahkan Kolonel Sarwo Edhie untuk melakukan pencarian”.

KOMANDAN RPKAD –Resimen Para Komando Angkatan Darat– Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, pagi hari pukul 05.30 Jumat 1 Oktober 1965, dibangunkan dari tidurnya oleh isterinya, karena kedatangan dua perwira yang mengaku membawa berita penting yang bersifat amat darurat. Masih mengenakan piyama dan mata agak kemerahan karena tidur agak larut pada malam Jumat itu, komandan pasukan khusus itu keluar kamar menuju ke ruang tamu menemui dua orang tamu di pagi hari itu. Kolonel Sarwo Edhie yang mempunyai kedekatan pribadi dengan Letnan Jenderal Ahmad Yani segera mengenali kedua perwira itu sebagai ajudan Panglima Angkatan Darat. Mereka adalah Mayor Subardi dan Mayor Sudarto. Keduanya, betul-betul membawa berita penting, bahwa atasan mereka pada dinihari itu, tak lebih dari dua jam yang lalu, didatangi sepasukan bersenjata yang belum jelas, kecuali bahwa di antaranya berseragam Tjakrabirawa, lalu ditembak dan tubuhnya dibawa pergi dengan truk entah ke mana.

H.M. Soeharto, “Kalau Ajal Menjemput”

“Kalau tiba saatnya saya dipanggil oleh Yang Mahakuasa, mengenai diri saya selanjutnya sudah saya tetapkan, saya serahkan kepada istri saya.”

PERNYATAAN di atas terdapat dalam buku otobiografi, “Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya” (Citra Lamtoro Gung Persada, 1989:561). Namun, ternyata istrinya Siti Hartinah atau yang akrab disapa Ibu Tien, meninggal dunia lebih dulu 28 April 1996 akibat sakit jantung.

Sepeninggal Ibu Tien, bintang “Sang Jenderal Besar” pun terus meredup. Kariernya sebagai presiden selama 30 tahun mulai terguncang, khususnya setelah terjadi krisis moneter Agustus 1997. Krisis pun berkembang menjadi krisis ekonomi 1998, yang berbuntut lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, Mei 1998.

Naskah Super Semar






Keep Never Say Die Attitude & Down To Earth

Soekarno : Jatuhnya Putera Sang Fajar

PERISTIWA penjemputan paksa sejumlah jenderal Angkatan Darat pada tanggal 30 September 1965 tengah malam, yang dikenal dengan nama Peristiwa Gerakan 30 September (G30S), sampai saat ini masih menyimpan misteri.Siapa dalang di balik peristiwa G30S itu? Partai Komunis Indonesia (PKI), atau Central Intelligence Agency (CIA), atau jangan-jangan gerakan itu hanya merupakan letupan dari konflik intern Angkatan Darat saja? Apakah Presiden Soekarno terlibat? Ataukah Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayor Jenderal (Mayjen) Soeharto? Atau jangan-jangan peristiwa itu tidak ada dalangnya? Jangan-jangan semua pihak yang terkait dalam peristiwa itu hanya bereaksi sesuai dengan perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu?

Rabu, 20 Oktober 2010

Temulawak Dipatenkan Asing

Jakarta, Kompas - Zat aktif temulawak untuk obat lever, antikanker, serta jantung dipatenkan pihak asing di Amerika Serikat. Temulawak merupakan jenis tanaman asli Indonesia dan jika dijadikan sebagai zat aktif obat-obatan komersial, semestinya diatur pembagian manfaatnya.

9 Dosa Malaysia Kepada Indonesia

Malaysia, sebuah negara merdeka yang belum berdaulat karena masih sungkem kepada Inggris sebagai Tuan Besarnya ini sudah sangat membuat nyeri dada rakyat Indonesia yang cinta damai.


Insiden penangkapan 3 petugas DKP Kepri oleh Marine Police Malaysia di perairan Tanjung Berakit, Bintan hanya puncak gunung es. Karena jika ditilik ke belakang, sudah Dosa-dosa Malaysia terhadap Indonesia.

10 Kerajaan Terbesar Dalam Sejarah

Suatu kerajaan memperbesar pengaruhnya dengan memperluas wilayahnya. Keadidayaan suatu kerajaan dilihat dari luas wilayah, banyaknya penduduk, ekonomi, berapa lama suatu kerajaan itu berdiri dan juga banyak faktor lain yang mempengaruhi seperti pemerintahannya dan undang-undangya, ataupun juga kebahagiaan penduduknya. Berikut adalah 10 kerajaan terbesar yang pernah ada dalam sejarah:

RI Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pertahanan China

BEIJING - Wakil Presiden Boediono mengatakan, Indonesia masih akan mempertimbangkan tawaran China untuk kerja sama bidang pertahanan.

Dikonfirmasi ANTARA di Beijing, Rabu (20/10), Boediono mengungkapkan, dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Wen Jiabao, dibicarakan beberapa materi kerja sama yang telah dilakukan kedua negara.

Inilah Gaya Soeharto Saat Didemo RMS di Belanda

INILAH.COM, Jakarta - Meski disambut aksi demonstrasi oleh anggota Republik Maluku Selatan (RMS) di Den Haag pada 1970, Presiden Soeharto tetap tampil tenang dan penuh senyuman.

Dalam rekaman video dokumentasi yang didapat INILAH.COM, tampak Presiden Soeharto tiba di Istana Huis Ten Bosch dengan menumpangi helikopter.

Begitu mendarat, Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto disambut Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard. Presiden tampak sangat tenang dan tak terganggu sama sekali oleh aksi demonstrasi RMS. Dari bibirnya terlembar senyuman khas.

DOWNLOAD LAGU : Bread-IF

Bread-IF 

If a picture paints a thousand words
Then why can't I paint you?
The words will never show, the you I've come to know
If a face could launch a thousand ships
Then where am I to go?
There's no one home but you, you're all that's left me too

And when my love for life is running dry
You come and pour yourself on me

If a man could be two places at one time
I'd be with you
Tomorrow and today, beside you all the way
If the world should stop revolvin' spinning slowly down to die
I'd spend the end with you
And when the world was through

Then one by one the stars would all go out
Then you and I would simply fly away
Download Lagu : disini

Keep Never Say Die Attitude & Down To Earth

Pentagon Segera Rekrut Gay dan Lesbi Jadi Serdadu

TEMPO Interaktif, Washington - Pentagon, Selasa, menyatakan lembaganya segera merekrut kaum homo dan lesbi menjadi serdadu Amerika Serikat.

Pernyataan itu dikeluarkan Departemen Pertahanan menyusul keputusan pengadilan di California yang meminta mencabut kebijaksanaan "Jangan Tanya, Jangan Cerita (DADT)" yang melarang gay dan lesbi masuk ke dinas ketentaraan. Kebijaksaan tersebut, menurut hakim, melanggar konstitusi negara.

TNI AL Dan AL India Gelar Patroli Terkoordinasi Di Selat Malaka Dan Laut Andaman

Hubungan pertahanan yang terjalin antara Indonesia dan India telah berkembang dengan baik dan kedua bangsa telah diuntungkan oleh kegiatan kerjasama antarangkatan bersenjata dari kedua negara bersahabat ini.

TNI AL dan Indian Navy melaksanakan patroli terkoordinasi di mulut Selat Malaka dan laut Andaman dua kali dalam setahun sebagai bagian dari tindakan yang diambil untuk menjaga bagian dari Samudera Hindia ini aman dari ancaman yang ditujukan kepada pelayaran komersil.

Jumat, 15 Oktober 2010

TNI Bakal Beli Empat Pesawat Intai

JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam waktu dekat akan mendatangkan pesawat intai baru untuk melengkapi pesawat yang ada sehingga menjadi satu skuadron.

Penambahan pesawat ini penting mengingat Indonesia memiliki wilayah perbatasan yang luas. Baik darat, laut, maupun udara dengan negara Malaysia, Papua Nugini, Singapura, Philipina, dan Australia.

Kepala Staf Umum TNI Marsekal Madya Edy Harjoko usai melepas kontingen garuda XX-H di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur mengatakan banyaknya wilayah perbatasan dengan negara lain membuat kebutuhan pesawat intai sangat mendesak.

Kamis, 14 Oktober 2010

Amerika Serikat Merangkul Vietnam

Kini tanpa ragu dan malu Amerika Serikat mulai merangkul Vietnam dalam isu-isu keamanan. Hal ini bisa dilihat dari mulai meningkatnya interaksi militer kedua negara, khususnya antar Angkatan Laut. Kapal perang milik Broer Sam mulai rutin berkunjung kembali ke Vietnam setelah dipaksa angkat kaki pada 1973 atau dua tahun sebelum Perang Vietnam berakhir. Tentu saja menjadi pertanyaan apa alasan Washington dengan bersemangat mau merangkul kembali Hanoi yang notabene bekas musuhnya.

Selangkah Lagi HMS Pahlawan Nasional

JAKARTA, KOMPAS.com- Penetapan nama mantan Presiden RI Soeharto sebagai pahlawan nasional tinggal selangkah lagi. Kini nama pemimpin Orde Baru itu tinggal diajukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pemegang keputusan apakah akan mengabulkan permintaan tersebut atau tidak.

Angkasa Yudha 2010 Digelar di Perbatasan

14 Oktober 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Udara (AU) menggelar latihan operasi udara di Kalimantan Timur, dalam rangka menjaga dan menegakkan integritas kedaulatan NKRI. Latihan operasi lapangan Angkasa Yudha 2010 itu akan berlangsung 26-28 Oktober 2010.

"Apa pun hasil yang dicapai, merupakan gambaran nyata kesiapan operasi TNI AU dalam melaksanakan tugas pokoknya sekaligus menjadi bahan evaluasi di setiap bidang pembinaan yang dilakukan selama ini," ujar Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, usai membuka Gladi Mako Angkasa Yudha 2010, di Mabes TNI AU Cilangkap, Jakarta, kemarin.

Rabu, 13 Oktober 2010

SOEHARTO DAN KISAH PETRUS (PENEMBAK MISTERIUS) DI ERA 1980-an

Tahun 1980-an. Ketika itu, ratusan residivis, khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah, mati ditembak. Pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap, karena itu muncul istilah "petrus", penembak misterius. Tahun 1983 saja tercatat 532 orang tewas, 367 orang di antaranya tewas akibat luka tembakan. Tahun 1984 ada 107 orang tewas, di antaranya 15 orang tewas ditembak. Tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas ditembak. Para korban Petrus sendiri saat ditemukan masyarakat dalam kondisi tangan dan lehernya terikat. Kebanyakan korban juga dimasukkan ke dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke sungai, laut, hutan dan kebun. Pola pengambilan para korban kebanyakan diculik oleh orang tak dikenal dan dijemput aparat keamanan.

TNI AL Rekam 13 Pelanggaran Laut oleh Malaysia

13 Oktober 2010, Jakarta -- Selama September 2010, TNI Angkatan Laut (AL) mencatat 13 pelanggaran yang dilakukan satuan operasi maupun aparat kelautan negara tetangga, Diraja Malaysia di perairan Indonesia. Satuan operasi laut Malaysia masuk teritorial maritim Indonesia, tanpa izin.

"Pelanggaran oleh kapal perang, polisi, helikopter ataupun pesawat udara Malaysia sebanyak 13 kali selama bulan September 2010," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksdya TNI Soeparno dalam sambutannya yang dibacakan Wakil KSAL Laksda TNI Marsetio di Jakarta, Selasa (12/10).

Selasa, 12 Oktober 2010

40 Sniper Amankan Jakarta

JAKARTA, KOMPAS — Sejak Selasa (12/10/2010) Kepolisian Daerah Metro Jaya setiap hari menyiagakan 40 penembak jitu di 12 lokasi yang rawan bentrokan massa brutal. Demikian disampaikan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa malam.

Analis Vietnam: Indonesia Siapkan Dana 16,6 Milyar USD Untuk Beli Pesawat Tempur?

Recent information, "Global Aircraft" news, in the next 5 years, Indonesian Defense Ministry plans to buy fighter jets and helicopters to equip the Army Air Force and 150 trillion rupiah ($16,6 billion).

Analysis of the experts pointed out that, although not all projects are done shopping at this stage, but Indonesia is in the process of implementing at least part of this project.

Malaysia tak Patuhi Batas Topografi di Sambas

Wilayah Perbatasan Indoensia-Malaysia di Selat Malaka.

SAMBAS, TRIBUNNEWS.COM -- Topograf Kodam (Topdam) XII Tanjungpura, Letkol Rustandy Zainal Abidin, menyatakan Malaysia tak mematuhi batas topografi di berbagai titik. Diantaranya batas Tanjung Datu, Paloh, hasil penegasan batas tidak sesuai dengan perjanjian Belanda-Inggris pada 1891.

Pidato Soekarno "Ganyang Malaysia"

                                                
                                                Pidato Ganyang Malaysia

SAUDARA-SAUDARA, kita mengatakan bahwa Malaysia adalah proyek neo-kolonialis. Aku berkata, Malaysia adalah suatu proyek neokolonialis, dan aku berkata, Malaysia adalah juga suatu proyek imperialis.